Minoritas Bak Cabai Rawit: Cerita Sang Kecil yang Menggigit Para Raksasa di Piala Dunia

Jakarta– Tim- tim unggulan semacam Timnas Argentina, Timnas Brasil, Timnas Jerman, Timnas Belanda, serta juara bertahan Timnas Prancis boleh- boleh saja mengapungkan asa besar di Piala Dunia 2022 Qatar. Tetapi, mereka wajib senantiasa ekstra waspada.

Perihal itu berlatar tidak terdapat jaminan tim- tim unggulan dapat dengan gampang mencapai kemenangan. Jerman misalnya, secara mengejutkan tersingkir secara tragis di Piala Dunia 2018.

Tiba ke Rusia selaku juara bertahan, Panser Eropa babak belur di Tim F. Pada laga pembuka, mereka kalah 0- 1 dari Meksiko.

Walaupun pernah bangkit pada laga kedua, dengan kemenangan 2- 1 atas Swedia, Jerman senantiasa terkapar di bawah klasemen.

Penyebabnya tidak lain keganasan Korea Selatan yang mampu menang 2- 0.

Jadi, sekali lagi, tidak terdapat yang tentu di sepak bola. Terlebih di pentas terakbar 4 tahunan. Pada edisi- edisi lebih dahulu, tim- tim jagoan bertabur bintang pula secara mengejutkan tumbang dari regu underdog.

Supaya gak penasaran, ayo lahap informasinya di dasar:

Amerika Serikat 1- 0 Inggris( 1950)

Pada Piala Dunia 1950, Amerika Serikat memanglah tidak dapat berbuat banyak. Paman Sam terhenti di fase tim. Tetapi, The Yanks masih dapat besar hati.

Kenyataannya, mereka sanggup meninggalkan cedera mendalam untuk Inggris, regu unggulan yang banjir pemain bintang. Di luar dugaan, AS dapat menang dengan skor 1- 0.

Sementara itu, kala itu Timnas AS berisi para pemain yang aneh- aneh. Yap, tidak umum sebab para penggawa berlatar balik tukang pos, penari erotis, pencuci piring, serta pengemudi mobil jenazah.

Joe Gaetjens, seseorang pencuci piring di Haiti, jadi penentu kemenangan pada menit ke- 39.

Jerman Barat 3- 2 Hongaria( 1954)

Takdir mempertemukan keduanya di final Piala Dunia 1954. Hongaria, regu dengan sejarah yang gemilang itu, terletak di atas angin. Runner up Piala Dunia 1938 itu diyakini dapat menanggulangi Jerman Barat dengan gampang.

Soalnya, Jerman Barat masih berjuang buat pulih dari implikasi sosial serta ekonomi pasca rezim Nazi serta Perang Dunia II. Tetapi, secara mengejutkan, Hongaria malah roboh.

Raksasa tersebut pernah leading 2- 0 saat sebelum kesimpulannya digulung Jerman Barat 2- 3 via lesakan Maximilian Morlock dan dwigol Helmut Rahn. Negeri yang tengah luluh lantak itu mengukir sejarah pertamanya di pentas teragung. Korea Utara 1- 0 Italia( 1966)

Semut Vs Gajah

Duel ini setamsil semut vs gajah. Italia memiliki nama menggelegar. Mereka 2 kali juara dunia, 1934 serta 1938. Sementara itu, Korut, tidaklah siapa- siapa.

Tidak terdapat prestasi yang dapat mereka banggakan. Tetapi, semangat pantang menyerah membuat negeri komunis itu sanggup memenangkan duel sekalian mempermalukan Italia 1- 0 melalui aksi Pak Doo- ik. Di edisi, Korut melangkah ke perempat final saat sebelum dijegal Portugal.

Irlandia Utara 1- 0 Spanyol( 1982)

Mencekam. Sebentar lagi, Irlandia Utara hendak menantang rumah Spanyol di depan hidung ribuan pendukung fanatiknya. Dalam 2 laga lebih dahulu di Tim 5, Spanyol bermain imbang melawan Honduras serta menang atas Yugoslavia.

Sebaliknya Irlandia Utara cuma mencapai 2 hasil imbang. Apa yang terjalin? Spanyol keok. Regu Matador kalah 0- 1. Gerry Armstrong, gelandang Irlandia Utara, mengirimkan neraka untuk publik Mestalla pada menit ke- 47.

Kamerun 1- 0 Argentina( 1990)

Francois Omam- Biyik jadi sembilu untuk Diego Maradona serta Argentina. Itu tersuguh dikala Kamerun bentrok kontra La Albiceleste dalam laga pembuka Tim B Piala Dunia 1990.

4 tahun lebih dahulu di Meksiko, Maradona bawa Argentina memenangkan Piala Dunia 1986. Bermodal nama serta prestasi menjulang, Kamerun tidaklah lawan yang butuh ditakuti.

Tetapi apa yang terjalin sangat di luar nalar. Bak disambar petir di siang bolong, si juara bertahan kalah 0- 1. Omam- Biyik dkk tersenyum di akhir duel.